2.17.2009

METRO FILES : HM. Misbach

Tanpa sengaja saat malam itu, ketika saya sedang meluangkan waktu untuk menambah wawasan dengan menyaksikan tayangan Metro TV (referensi yang sangat bagus untuk menambah wawasan dan pengetahuan), saat itu acara yang sedang tayang adalah METRO FILES : episode tentang HM. Misbach. Rasanya seumur-umur saya belajar di pendidikan formal sekolah tak pernah saya dengar nama tokoh tersebut. Dalam pelajaran nama itu tak pernah disebut apalagi dibahas sebagai bahagian dari perjuangan bangsa melawan Imperialis dan Kapitalis Belanda. Seakan tercengan bahwa HM. Misbach termasuk tokoh yang sangat besar pengaruhnya bagi sejarah berorganisasi dan perjuangan secara intelektual melawan Belanda dengan berbagai pergerakan yang digagasnya.

Berawal dari mulai tumbuhnya semangat rakyat Indonesia saat itu untuk berorganisasi dan melakukan perjuangan dengan cara yang baru. Saat itu salah satu organisasi yang berdiri adalah Sarikat Islam. Pada awalnya Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam. SI adalah organisasi kebangsaan pertama di Indonesia. Hadir pertama kali sebagai gabungan pedagang pribumi beragama Islam yang melawan dominasi dagang keturunan Cina dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini dirintis pertama kali pada 1909 oleh RM. Tito Adi Suryo, dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa. Kemudian pada 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI) resmi didirikan. Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan.

SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Karena keadaan politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di perpolitikan, maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah mengembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya

Melihat perkembangan SI yang sama sekali di luar dugaan dari pemerintahan Belanda saat itu, maka Belanda berusaha untuk melemahkan SI dan memecah belah organisasi tersebut. Usaha Belanda berawal dengan mendatangkan tokoh-tokoh sosialis, diantaranya adalah Sneevlet. Tujuan adalah jelas, untuk menyebarkan ajaran sosialis dan komunis yang disuntikkan kedalam pandangan serta cara berpikir para anggota SI. Hal ini dilakukan Belanda untuk melawan kekuatan agama Islam yang terbukti ampuh menjadi alat pemersatu pandangan para pribumi saat itu. SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.

Salah satu tokoh yang berada di balik SI Merah adalah HM. Misbach, siapakah HM. Misbach itu sebenarnya ? Haji Mohamad Misbach atau HM. Misbach adalah tokoh yang membawa suatu bentuk baru komunisme di mana agama dan ajaran komunis itu sendiri bukan suatu hal yang harus dipertentangkan karena menurut Misbach Islam dan komunisme merupakan satu bagian yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya karena dengan menyerap ajaran komunis Islam menjadi Agama yang dapat melawan ketidakadilan. Dengan pemahaman tersebut Haji Misbach muncul menjadi seorang komunis yang tetap mempertahankan keyakinan agamanya sebagai seorang Muslim. Haji Misbach lahir di Solo tahun 1876 dari sebuah keluarga pedagang batik selain itu Ayah Misbach merupakan seorang pejabat keagamaan di Kasunanan Surakarta, maka dari itulah Misbach kecil mendapatkan ajaran agama semenjak dini dari pesantren. Selain itu Misbach pernah pula mengenyam pendidikan formal di sekolah bumiputera ‘ongko loro’ selama delapan bulan. Ketika beranjak dewasa Misbach mengikuti langkah sang ayah untuk terjun ke bisnis batik hingga menuai keberhasilan dalam usahanya tersebut. Dari kesuksesan dalam materi inilah Misbach memiliki banyak waktu untuk memikirkan masalah-masalah sosial yang terjadi ketika itu, perkenalannya dengan Komunis terjadi ketika ia masuk pada organisasi Sarekat Islam. Dalam organisasi Sarekat Islam ini Misbach selalu mengemukakan mengenai pendirian sekolah dan surat kabar Islam serta gagasan-gagasan lain yang berusaha untuk kemajuan masyarakat dan melawan penindasan pemerintah kolonial. Ketika terjadinya perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam Misbach memilih untuk masuk ke dalam Partai Komunis Indonesia dan turut mendirikan cabang PKI di Solo, keluarnya Misbach dari Sarekat Islam dikarenakan kekecewaan dirinya terhadap kepemimpinan SI yang tidak tegas dalam memperjuangkan “kebathilan” yang dilakukan oleh pemerintah Belanda, Misbach bersikap antipati terhadap pemerintah Belanda dan mendorong pemogokan serta protes petani dan buruh. Misbach menyerukan kepada rakyat agar “jangan takut dihukum, dibuang, digantung”, seraya memaparkan kesulitan Nabi menyiarkan Islam. Misbach adalah sosok yang selalu menempatkan diri dalam perjuangan melawan kapitalis, ia meyakini paham komunis. karena Misbach mengagumi Karl Marx dan selalu menulis artikel mengenai Islamisme dan Komunisme, di mata Misbach Marx berjasa membela rakyat miskin, mencela kapitalisme sebagai penyebab kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. Agama dirusak oleh kapitalisme sehingga kapitalisme harus dilawan.
Misbach dipercaya sebagai dalang dari kejadian “teror-teror” yang terjadi di Jawa. Ia ditangkap dan dibuang ke Manukwari Papua karena diduga menyebarkan pamflet bergambar palu arit dan tengkorak serta membakar bangsal sekatenan, dan mengebom Mangkunegaran. Hingga akhir hayatnya pada tahun 1926 Misbach tetap berjuang untuk mewujudkan suatu tatanan kemasyarakatan yang bebas dari penindasan melalui jalur agama yang sama rasa sama rata.