12.11.2008

Bahaya Laten Kelangkaan Pupuk

Konsep awal negeri ini adalah sebuah negara agraris, dimana sektor industri yang patut untuk dikembangkan adalah industri pertanian dan pengolahan hasil pertanian. Karena hal tersebut sangat didukung dengan kondisi alam yang subur dan iklim yang relatif ramah terhadap dunia pertanian. Seperti kata pepatah " Negeri Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi " Namun hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang kita jumpai saat ini, dimana kelangkaan pangan terjadi di hampir merata tempat, bahkan yang sangat memilukan adalah mewabahnya penyakit busung lapar. Sungguh tragis, di negeri yang sangat strategis secara demografis terjadi kelaparan dan busung lapar.

Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa negeri ini salah urus, dari sejak pemerintahan orde lama, orde baru, hingga orde yang terbaru. Bagaimana mungkin negeri yang dulunya subur dan makmur laksana jamrud katulistiwa dan menjadi promadona di seantero jagad berubah menjadi sebuah negara jahiliyah yang diliputi kemalangan dan serba kesusahan. Mencoba untuk sebentar menengok kebelakang, Kerajaan Belanda berlayar dan ekspansi ke Tanah Sumatra dan Jawa karena sangat tertarik dengan cengkeh dan tembakau hasil pertanian nusantara yang sangat memikat. Portugis pertama kali berlayar ke tanah Ambon dan Nusa Tenggara karena terpikat oleh pala. Mereka begitu berhasrat untuk menguasai nusantara karena hasil alam yang sangat bagus kualitasnya. Kenapa bukan itu yang mestinya kita pertahankan dan kita kembangkan. Mengapa harus merambah hutan. Mengapa harus mengeksplor sumber daya alam fosil secara besar-besaran. Bukankah hal itu hanya menimbulkan malapetaka saja. Bencana Alam, Global Warming dan Climate Change adalah sebuah keniscayaan ketika semua sumber daya alam fosil yang ada di perut dan kulit bumi nusantara ini dikeruk dengan sporadis dan tanpa pertimbangan.
Industri pertanian yang seharusnya kita kembangkan seperti halnya ini dikembangkan di Thailand, China, dan Australia. Saat ini semua produk pertanian kita terpuruk dibandingkan dengan hasil produk negara lain, apa yang dimungkinkan menjadi penyebabnya. Industri Pertanian kita lemah, salah satu nya adalah karena kelangkaan pupuk yang menjadi faktor penunjangnya. Apa yang tidak langka di negeri ini, coba kita amati selama ini bahwa kelangkaan suatu komoditas di negeri ini pasti ada gilirannya. Kali ini pupuk pun langka. Negara ini macam tidak mengerti manajemen saja. Semuanya hanya bisa memberikan reaksi ketika segala kelangkaan sudah terjadi.
Mengingat pentingnya pupuk dalam usaha menjaga ketahanan pangan, mari kita kembali kepada amanah UUD'45 dan Pancasila dimana cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Kaitannya dengan pupuk, agar produksi dan distribusi pupuk dikuasai oleh negara.

Produksi pupuk selama ini memang dikuasai oleh negara melalui BUMN, akan tetapi distribusinya dilakukan ole swasta. Pangkal kelangkaan komoditas terjadi dalam dua fase yaitu produksi dan distribusi. Kembali flashback ketika kelangkaan minyak goreng terjadi pertengahan tahun lalu terjadi karena CPO/minyak sawit dilempar semua ke pasar internasional. Fase produksi yang membuat minyak goreng langka, begitupun dengan BBM, hampir semua penyebab kelangkaannya terjadi di sisi distributor (Pertamina) dengan segala permasalahannya. Namun ketika terjadi kelangkaan pupuk terjadi, kesalahan langsung ditimpakan pada distributor tingkat pengecer. Seperti yang banyak kita saksikan di media masa dimana para petani dengan pengecer di tingkat pedesaan sempat bersitegang. Bukankah ini konflik horizontal yang sengaja diciptakan di kalangan masyarakat tingkat bawah. Dimana sesungguhnya bukan mereka yang sebenarnya patut dipersalahkan, namun karena segala keterbatasan yang mereka miliki membuat mereka sengaja dikorbankan. Ini tidak fair !!! Namun jika kita coba cermati lagi, hal ini dapat dimungkinkan karena terjadinya penumpukan di gudang-gudang pabrik seperti yang terjadi di gudang Pusri atau bisa juga karena sebagian besar pupuk di ekspor ke luar negeri. Bukankah ini menyakitkan, dimana BUMN ini didirikan oleh negara dengan salah satu tujuan utamanya adalah memproduksi pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri guna menunjang industri pertanian. Namun ketika semua BUMN pupuk berlomba untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri demi mengejar untung yang notabene akan mereka bagi-bagi dikalangan intern BUMN itu sendiri dalam bentuk bonus, dan berbagai macam hadiah dan fasilitas yang mereka nikmati sendiri. Dimana hati nurani dan moral kita, ketika sesama anak bangsa tidak saling memahami fungsi masing-masing. BUMN ini laksana anak yang durhaka bagi negeri ini yang telah melahirkan mereka.

Sejak oktober lalu sudah masuk musim tanam padi. Pada masa awal, pupuk urea benar-benar sangat dibutuhkan oleh petani agar tanaman padi yang ditanam dapat tumbuh subur dan diharapkan dapat memberi hasil panen yang berkualitas. Terlambat memberi pupuk pada saat awal akan mengakibatkan tanaman padi terganggu pertumbuhannya dan dapat mengurangi potensi hasil panen. Apapun hasil permainan yang sedang dimainkan, kita harus waspada. Bisa saja ini merupakan sabotase untuk memperburuk citra pemerintah yang sedang berkuasa. Tentu saja, tidak seorangpun boleh membiarkan usaha-usaha yang dapat mengganggu ketahanan pangan demi kepentingan sekelompok golongan.

Sekali lagi yang perlu digaris bawahi, bahwa cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Dikuasai bukan berarti negara cukup menguasai mayoritas saham seperti kata pengobral BUMN. Menguasai harus berarti benar-benar menguasai, memiliki 100% saham, menguasai bahan mentahnya apabila tersedia di dalam negeri, dan menguasai distribusinya. Mungkin akan timbul kritik bahwa hal ini merupakan bentuk fasis. Dianggap Fasis tidak menjadi masalah, asalkan kepentingan rakyat harus diutamakan, segala sesuatnya teratur, pupuk selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Tidak seperti saat ini, ketika negara tidak menguasai, semua hal hanya menunggu giliran untuk menjadi langka. JANGAN RAKYAT DIKORBANKAN....

HAPUSKAN KAPITALISME DI NEGERI INI
BANGUN KEMBALI BANGSA, DENGAN SEMANGAT PANCASILA