5.28.2009

Level Motivasi

Motivasi level manakah kita ?
Amirul mukminin Abi Hafs Umar bin Khattab radiyallahu'anha pernah berkata, " aku mendengar Rasulullah Shollallohu'alaihi Wassalam bersabda", 'Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya'." (HR. Bukhori dan Muslim).
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang kearah suatu tujuan (niat). Jadi, motivasi ibarat mesin bagi seseorang untuk menjalankan niatnya. Bahan bakar mesin motivasi adalah kecerdasan fisik, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual, sehingga type motivasi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : intelegence motivation, emotional motivation, dan spiritual motivation.

Motivasi intelegensia

Seseorang yang hanya memiliki motivasi jenis ini selalu berpikiran matematis. Segala hal yang ia lakukan selalu diukur untung ruginya dengan parameter materi atau kedudukan (to have). Hasil dari type kecerdasan ini adalah manusia yang kerja keras dan kerja cerdas. Akan tetapi manusia yang hanya memiliki jenis motivasi type ini bersifat sekuler atau memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan duniawi.
Dahulu motivasi ini dijadikan tolok ukur utama dalam memprediksi kesuksesan seseorang. Karena hanya dengan mengandalkan motivasi intelegensi, seseorang akan sukses. Bisa jadi seseorang yang memiliki kemampuan analisis tinggi tidak disukai banyak orang lantaran sikap dan perilakunya tidak baik.

Motivasi emosional

Motivasi ini membutuhkan bahan bakar kemampuan untuk memahami perasaan kita dan orang-orang di sekitar kita. Seperti kemampuan berempati atau memotivasi orang lain. Motivasi jenis ini dianggap memberi kontribusi lebih besar dalam meraih kesuksesan dibandingkan motivasi intelegensia, karena orang yang motivasi intelegensianya tinggi dan motivasi intelegensia rendah cenderung bersifat asosial dan acap kali dikucilkan oleh lingkungannya. Tentu saja orang tidak cukup hanya mengandalkan motivasi emosional dan motivasi intelegensia. Karena orang dengan type motivasi ini cenderung menghalalkan segala cara. Ia bisa saja menggunakan kemampuannya dalam bernegosiasi untuk kolusi, melakukan korupsi dengan dalih cinta yang berlebihan kepada keluarganya, atau bersedekah menggunakan harta curian. Jadi seperti pameo, ibadah jalan maksiat jalan terus, dan akhirnya kesesatan yang ia dapatkan.

Motivasi spiritual

Motivasi ini timbul dari dorongan kesadaran diri sebagai makhluk Allah. Sebagai hamba-NYA, manusia hendaknya sadar akan kedudukannya di dunia. Langkah menuju kecerdasan spiritual ini dimulai dari menyadari bahwa manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah.
Allah berfirman : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Adz Dzariyat;56)
Ketika menghadapi masalah, manusia yang memiliki motivasi spiritual yakin bahwa permasalahan tersebut pasti akan ada jalan keluarnya. Allah maha tahu, mudah baginya menyelesaikan persoalan hambanya.
Allah berfirman : "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Al Insyirah;5-6)
Dalam berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya, orang yang memiliki motivasi spiritual selalu melandaskan setiap tindakannya terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam agama. Ia senantiasa menjaga dirinya dari tindakan maksiat dan berusaha selalu istiqomah di jalan-NYA. Ia akan berusaha sepenuh tenaga dengan kemudahan bertawakal kepada Allah. Segala sesuatu yang ia lakukan ditujukan semata-mata hanya untuk beribadah kepada-NYA.
Motivasi spiritual adalah kunci untuk mewujudkan kerja ikhlas. Karena dengan kerja ikhlaslah seluruh energi dapat difokuskan untuk meraih keberkahan. Ciri-ciri yang khas bagi orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah memiliki cita-cita yang mulia. Hal ini menjadikan berbagai ikhtarnya sebagai perjuangan suci. Wallahu'alam bisshowab.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi." Mereka berkata : "Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?"
Tuhan berfirman : "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqoroh:30)