1.12.2009

Lagi - lagi Pesta Demokrasi

Tahun 2009, Selamat Datang
Tahun yang akan menjadi sangat meriah kelak di triwulan kedua tahun tersebut. Hingar bingar politik Indonesia yang makin riuh. Lihat saja, pemilu dan kampanye seakan menjadi santapan wajib semua media informasi. Adu spanduk, selebaran, baliho, iklan, dan berbagai event yang kental nuansa kampanye. Masyarakat mungkin sudah mual dan akan segera muntah, sebagian lagi mulai apatis dan tidak peduli karena lebih pusing mengurus hidup.

Lalu apa untungnya bagi rakyat terhadap pesta demokrasi ini. Kondisi euforia terhadap proses demokrasi yang seakan tidak pernah berhenti. Coba kita tengok, mulai dari pilkada bupati/walikota, gubernur, legislatif, hingga pilpres. Banyak sekali pesta demokrasi di negeri ini, hampir tiap tahun ada pesta,...??? Bukankah bisa menjadi jenuh para konstituen ini, setidaknya kalo saya, pasti jenuh. Karena banyak pesta demokrasi tidak serta merta membawa perubahan bagi kesejahteraan rakyat, dan tatanan kehidupan kita sebagai suatu masyarakat, bangsa, dan negara semakin ABSURD. Masih ingat ketika masih duduk di bangku sekolah dulu pernah belajar bahwa sistem pemerintahan kita adalah Republik dengan kabinet presidential, namun ketika melihat pemerintahan saat ini dengan kabinet yang anggotanya berwarna-warni merepresentasikan perwakilan dari berbagai macam utusan dari parpol yang mempunyai kursi di parlemen. Jadi kayak kabinet parlementer???
Pantas saja kebijakan pemerintah tidak jarang terlihat tidak kompak,...apa yang dilaporkan oleh presiden terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang di lapangan. Presiden bilang stok BBM aman, tapi rakyat ngantri BBM. Presiden bilang angka kemiskinan turun, tapi penerima BLT makin tahun makin nambah, Pemerintah berikrar akan mendahulukan kepentingan rakyat, tapi penyelesaian kasus LAPINDO yang oleh konferensi internasional tentang pengeboran dinyatakan sebagai kesalahan prosedur akan tetapi oleh pemerintah di klaim sebagai bencana alam dan penyelesaiannya dibebankan pada negara dengan batas waktu yang tidak jelas. APBN uang rakyat digunakan untuk menyelesaikan kesalahan dari perusahaan pribadi milik anggota kabinetnya. Pemerintahan macam apa itu, rakyat di bohongi terus menerus.
Inilah hasil politik dan demokrasi negeri ini. Dan untuk pemilu yang akan datang, menu yang disajikan tetap yang itu - itu juga. Rakyat wajib memilih yang terbaik dari yang buruk,....
Kenapa rekyat tidak juga disejahterakan, karena memang siapapun yang berkuasa belum ada yang mempunyai hati nurani untuk mewujudkan hal itu. Dan rakyat selalu dikondisikan dalam keadaan seperti ini, supaya akan lebih mudah dimobilisasi dengan berbagai imbalan (baca:uang) karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap pesta demokrasi di negeri ini, politik uang selalu kental tidak jarang menentukan sebuah kemenangan. Padahal akibat dari politik uang itu melahirkan sebuah lingkaran setan yang semakin menyengsarakan rakyat.
Untuk pesta demokrasi kali ini, akan sangat besar harapan kita terhadap kedewasaan para konstituen agar kekuatan ide, pemikiran, dan gagasan serta hati nurani kebangsaan dan kenegarawanan menjadi faktor yang utama dalam menentukan pilihannya. Bukan politik uang dan kebohongan yang selalu dijual oleh para Kapitalis. Keadaan lima tahun kebelakang semoga bisa menjadi bahan referensi yang sangat berguna dalam menentukan pilihan.